Edukasi Tentang Penggunaan Game Online Bagi Anak-anak Itu Perlu





Hallo semua!

Kali ini saya membawa tema yang menurut saya cukup menarik, yaitu berkaitan dengan anak-anak yang menjadi pengguna media baru. Di postingan sebelumnya saya sudah sedikit menyinggung mengenai perkembangan teknologi komunikasi yang sangat pesat sehingga muncul media baru. Kehadiran media baru ini bikin kita terasa dimudahkan dalam mengakses berbagai macam informasi yang kita inginkan. Asalkan, terdapat perangkat yang mendukung seperti gadget atau laptop yang telah terkoneksi dengan internet. Nah salah satu yang bisa diakses oleh anak-anak adalah game online.


Hmm pasti sudah pada nggak asing kan mendengar istilah game online? Sudah pada tahu kayaknya nih. Game online itu merupakan permainan yang menghubungkan para pemain-pemainnya melalui koneksi internet. Nah ngaku aja, nggak cuma anak-anak sebenarnya, sebagian dari kita ini pun pasti ada yang menyukai atau malah justru memang memiliki hobi bermain game online karena saya pribadi pun sangat menggemari game online dan menjadikan itu sebagai hobi saya, saya sering bermain game online seperti Clash of Clan (COC), SimCity, Clash Royale, dan lain-lain.

Saat ini game online begitu menjamur dan pasar game online mengalami peningkatan. Salah satu yang mendukung hal tersebut ialah karena semakin larisnya pasar ponsel pintar (smarthphone) yang dijual dengan harga murah. Makanya, aplikasi game online menjadi begitu mudah didapatkan karena begitu banyak tersedia di Play Store, apalagi game online tersebut ada yang bisa diunduh secara gratis namun ada juga yang berbayar. Berbagai macam game yang tersedia di pasar aplikasi tersedia dalam berbagai macam jenis, mulai dari permainan pertualangan, strategi, puzzle, RPG, arkade, simulasi, teka-teki, kartu, balapan, dan lainnya.

Lalu pertanyaannya mengapa anak-anak sangat suka bermain game online? Dari pengalaman pribadi yang saya rasakan sendiri yaitu ketika bermain game saya merasakan keasyikan karena menurut saya game is fun sebagai hiburan untuk melepas kepenatan ketika sedang lelah dengan tugas-tugas sekolah, game tersebut membuat saya menemukan hal baru dan merasa tertantang dengan misi-misinya dan terpacu untuk segera menyelesaikannya supaya dapat mengungguli pemain lain.

Nah tentunya dalam menggunakan game online sebagai media baru ini ada dampak yang ditimbulkan baik itu manfaat maupun resiko yang akan diterima oleh anak-anak. Nah terdapat beberapa pendapat dari para ahli yang menjelaskan manfaat atau dampak positif dari media baru ini di antaranya ada pendapat menurut Seymour Papert (1993), berpendapat bahwa media baru dapat menciptakan cara baru bagi anak untuk belajar melebihi pembelajaran melalui media cetak dan televisi, karena anak-anak menjadi lebih responsif, mampu mengeluarkan kreatifitas, dan keinginan mereka.

Sedangkan Jon Katz (1996: 122), berasumsi bahwa internet adalah bentuk dari liberasi anak dengan menyediakan ruang bagi mereka untuk terlepas dari kontrol orang tua, menciptakan kultur dan komunikasi mereka sendiri. Lalu Don Tapscott (1997), berpendapat bahwa internet menciptakan generasi yang lebih demokratis, lebih imaginatif, lebih bertanggung jawab secara sosial dan lebih memiliki banyak informasi dari generasi-generasi sebelumnya. Anak-anak juga lebih bijak dalam memilah hubungan mereka dengan teknologi.

Nah nggak cuma manfaat, disisi lain media baru juga menyebabkan anak-anak berpotensi besar menjadi yang paling beresiko terkena dampak negatif akan hadirnya media baru. Hal tersebut nggak terlalu berfokus pada potensi edukasi, tetapi pada peran media sebagai hiburan. Media digital nggak hanya sebagai hiburan tetapi sering dilihat mempunyai pengaruh buruk bagi perilaku anak-anak, hal tersebut contohnya  menyebabkan anak-anak tersebut menjadi menirukan tindakan kekerasan yang ada pada game online tersebut.

Seperti pendapat dari Provenzo (1991) bahwa penampilan grafis pada game jika terlihat semakin realistis akan mendorong mereka (anak-anak) untuk meniru apa yang mereka lihat. Sementara Grifiths mengatakan bahwa media baru memberi dampak buruk untuk otak/pikiran dan juga untuk tubuh. Media baru juga dianggap membuat anak menjadi antisosial, yang dapat merusak interaksi dengan orang lain dan juga kehidupan keluarga. Menurut Sehor (2004) media baru memiliki efek yang buruk mengenai ideologi dan moral untuk anak-anak.

Setelah mengetahui dampak positif maupun negatif dari media baru, kira-kira penting dan perlu nggak sih dilakukan edukasi mengenai penggunaan game online? Menurut saya pribadi itu perlu banget! Edukasi penggunaan game online tersebut dapat dilakukan di lingkungan keluarga. Saya sering sekali melihat bahwa anak-anak sekarang sudah dibolehkan untuk memegang gadget oleh orang tuanya di usia yang masih dini. Dalam gadget tersebut banyak sekali berbagai macam permainan, bahkan para orang tua khusus membelikan gadget yang di dalamnya  hanya diisi aplikasi game.

Mengenalkan kepada anak anak tentang game online itu boleh-boleh saja tujuannya kan biar anak nggak gagap teknologi apalagi anak kan selalu merasa pensasaran akan hal baru. Nah tapi asalkan dalam hal ini orang tua juga harus menyeimbangkan dengan memberikan pengarahan, memberi tahu bahwa tidak semua game memiliki karakteristik yang cocok untuk dimainkan anaknya. Orangtua perlu tahu dan wajib peduli bahwa ada rating yang memberi peringatan kepada penggunanya yang tertera di keterangan game tentang kecocokan konten untuk dimainkan anak usia tertentu.

Jadi sebelum mengunduh game, pastikan anak diberi wawasan untuk teliti dalam memilih game yang sesuai, sehingga anak-anak dapat terhindar dari dampak buruknya. Namun, sepertinya masih banyak orangtua yang masih amat awam terhadap peringkat game dan tidak menyadari bahwa tidak semua game cocok untuk anak-anaknya, sehingga kurang dalam mengawasi anak-anaknya dalam memilih game. Dan usahakan untuk memilih game yang jenisnya pendidikan sehingga memudahkan anak dalam proses belajar. Intinya orang tua harus selektif dalam memilih game-game online tersebut.

Saat ini sudah banyak kasus yang negatif akibat game online yaitu mengenai anak-anak yang kecanduan bermain game. Salah satunya kasus yang dilansir di Republika.co.id yang dimuat pada 25 April 2016, Pada berita tersebut KPAI telah mencatat kasus yang disebabkan karena efek anak-anak kecanduan bermain game online. Banyak orang tua yang melapor bahwa anaknya menjadi memiliki perilaku meyimpang dengan mencuri uang orang tuanya baik yang ada di tabungan maupun ATM. Uang tersebut digunakannya untuk bermain game online di warnet dan membeli game secara online. Menurut salah satu staf KPAI perilaku ini terjadi di hampir seluruh wilayah Indonesia. Kerugian materi yang diderita orang tua pun beragam, mulai dari puluhan ribu rupiah hingga puluhan juta rupiah.

Ketika membaca hal demikian yang ada dipikiran kita pasti hal tersebut sangat miris dan mungkin kita malah bakal menyalahkan perilaku anak-anak tersebut. Yuk sebelum itu kita harus merenung sejenak. Hmm memang nih tindakan mereka tidak bisa dibenarkan alasannya, tapi kita jangan men-judge mereka dulu karena bisa jadi perilaku mereka disebabkan oleh sikap kita loh. Lah kenapa gitu? Karena sesungguhnya anak-anak belajar dari meniru, lebih sering meniru perilaku orang dewasa terlebih orang tuanya.  

Coba diingat seberapa sering kita lebih suka bermain game atau memegang ponsel kita di hadapan anak-anak atau keponakan kita ketimbang mengajak mereka berbicara atau bermain? Saya pribadi sering melakukan hal demikian, gimana dengan kalian guys? Karena itu bisa jadi akibatnya membuat anak-anak atau keponakan kita menjadi meniru perilaku kita yang lebih suka asik sendiri dengan game kita alhasil dia jadi ikut-ikutan lebih seneng sama gamenya itu. Hayoo nggak mau hal seperti itu terjadi kan?

Hmm agak baiknya jika kita maupun orang tua seharusnya lebih memperhatikan atau mempertimbangkan kapan waktu yang tepat ketika harus menggunakan ponsel terutama di sekitar anak-anak. Dan juga nggak ada salahnya bagi orang tua atau kita untuk menyisihkan waktu yang lebih banyak untuk anak-anak mereka ataupun keponakan kita agar mereka merasa diberi perhatian lebih dan tidak merasa terbagi oleh kesibukan kita sebagai orang yang lebih dewasa ini.

Hasil gambar untuk gambar pengawasan anak-anak bermain game online orang tua

Pemanfaatan game online bisa digunakan sebijak mungkin oleh orang tua yang disertai tanggung jawab baik moril maupun materil berupa mengawasi anak-anak dalam menggunakan dan kalau perlu dengan tegas buat  mereka untuk bermain di dekat kita atau orang tua agar kita tahu aktivitas mereka dengan gadgetnya, batasi durasi bermain agar anak menyadari kehidupan nyata juga harus seimbang misal hanya boleh 2 jam dalam sehari dan tentunya agar anak menjadi tak lupa waktu karena terlalu lama bermain, dan buat peraturan yang telah disepakati bersama yang harus anak-anak patuhi ketika membiarkan anak bermain game seperti tawaran anak-anak boleh bermain game asalkan sudah mengaji atau belajar, sudah membantu pekerjaan orang tua, dan sebagainya yang bisa memberikan pelajaran yang positif bagi anak.

Nah berarti peran orang tua itu memang penting banget ya, hmm nggak cuma orang tua kita-kita ini juga wajib loh mengedukasi tentang penggunaan media baru kepada anak-anak yang bisa dimulai dari keluarga kita sendiri seperti keponakan, adik, sepupu yang masih kecil, dsb. Selain itu kenalkan juga pada mereka permainan yang lebih meyehatkan dan interaktif seperti permainan tradisonal yang nggak kalah serunya dari game online, seperti main layangan, petak umpet, lompat tali, congklak, dan lainnya. Nah sekian guys bahasan tentang anak-anak dan game online semoga dapat bermanfaat atau setidaknya menyadarkan kita akan sesuatu yang nggak terpikirkan sebelumnya. 

Referensi :

Lievrouw, Leah A. & Sonia Livingstone. 2006, Handbook of New Media: Social Shaping and Social Consquences of ITCs, Sage Publication Ltd. London. Chapter 3 : “Children and New Media".

http://nasional.republika.co.id/berita/nasional/umum/16/04/25/o66q96361-kpai-catat-kasus-pencurian-oleh-anak-akibat-game-online diakses Jumat, 31 Maret 2017

http://tentremhipnoterapi.com/terapi-sederhana-untuk-mengatasi-kecanduan-game-online-pada-anak/ diakses Jumat, 31 Maret 2017

http://jabar.tribunnews.com/2015/04/27/kalau-anak-kecanduan-main-game-online-dibiarkan-atau-dilarang diakses Jumat, 31 Maret 2017

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Media Sosial Instagram Sebagai Forms of Expression